Informasi tentang Kota dan Kabupaten Bima dan sekitar nya

Jumat, 02 September 2016

Mengenal bima dan Kebudayaan nya

By on 18.43.00


Bima atau Raden Bratasena, atau disebut juga Raden Werkudara, tokoh ini terkenal polos dan jujur, tetapi dikenal juga sebagai tokoh ya tidak mengenal sopan santun meski pada kepada sesepuhnya. Pun demikian, tokoh ini mampu menjadi tokoh yang dapat mencapai tingkat keluhuran manusia, kesadaran penuh manusia pada asal-usul manusia sendiri dan tujuan manusia menjalani hidup di dunia.


Berdasarkan tulisan Bapak Sularno, yang berjudul : WAYANG KULIT PURWA GAYA SURAKARTA DAN WAYANG KULIT PURWA GAYA YOGYAKARTA DITINJAU DARI BENTUK VISUALNYA, diterangkan bahwa busana yang dipakai Bima merupakan wujud kepribadian Bima dalam kehidupannya. Dalam tulisan tersebut diterangkan sebagai berikut :

Busana Bima
  1. Gelung Minangkara Cinandhi Rengga endhek ngarep dhuwur mburi, artinya R. Wrekudara merupakan ksatria yang tidak senang pamer dan sombong mengenai kepandaian yang dipahami serta dapat menunjukkan dirinya sebagai makhluk Tuhan, dan juga Tuhan sebagai penguasa yang harus disembah.( CEMPALA Edisi November 1996 dalam Mirasa Basa Jawa hal.57 )

  2. Pupuk Mas Rineka Jaroting Asem, artinya pupuk mas ( Perhiasan ) yang berada pada dahi R.Wrekudara seperti akar pohon asem yang wujudnya rumit, mewujudkan bahwa R. Wrekudara memiliki akal pikiran yang sangat maju.( CEMPALA Edisi November 1996 dalam Mirasa Basa Jawa hal.57 )

  3. Sumping Pudhak Sinumpet, artinya R. Wrekudara memiliki pengetahuan agama yang dalam tetapi disembunyikan, seperti layaknya orang bodoh namun sesungguhnya pengertian R. Wrekudara ibarat luasnya samodra.( CEMPALA Edisi November 1996 dalam Mirasa Basa Jawa hal.57 )

  4. Anting-anting Panunggul Maniking Toya, artinya R.Wrekudara adalah orang yang memiliki pandangan yang luas sehingga sulit untuk ditipu.( CEMPALA Edisi 1996 dalam Mirasa Basa Jawa hal.57 )

  5. Kelat Bau Rineka Balibar Manggis Binelah Tekan Kendhagane trus njaba njerone, Binasakake bawa leksana, datan kersa ngoncati pangandikan kang wus kaweca, artinya perhiasan yang dikenakan di lengan R. Wrekudara seperti belahan buah manggis yang melambangkan orang yang teguh terhadap janjinya.( CEMPALA Edisi November 1996 dalam Mirasa Basa Jawa hal.57 )

  6. Gelang Candrakirana, artinya gelang yang dipakai oleh R. Wrekudara berwujud seperti bulan purnama, sebagai symbol orang yang memiliki pengetahuan yang benar serta luas yang digunakan untuk diamalkan kepada sesama.( CEMPALA Edisi November 1996 dalam Mirasa Basa Jawa hal.57 )

  7. Kuku Pancanaka, artinya lima kuku yang sama panjangnya pertanda bahwa R. Wrekudara adalah orang yang mampu menyimpan berbagai macam pengetahuan serta sebagai pelindung para pandawa.( CEMPALA Edisi November 1996 dalam Mirasa Basa Jawa hal.57 )

  8. Kampuh Poleng Bang Bintulu, kampuh yang mempunyai 4 macam warna di dalamnya. Pewarnaan kampuh yang berjumlah 4 macam tersebut merupakan bentuk simbolisasi dan nafsu manusia, yaitu Lawwamah, Sufiah, Ammarah, dan Mutmainah.”( Effendy Zarkasi dalam Sunarto hal.32 )”. Nafsu merah dari desakan kedugingan yang berasal dari anasir api, nafsu hitam berasal dari anasir tanah, nafsu kuning berasal dari anasir suasana ( udara ) dan nafsu putih yang berasal dari anasir air. Empat nafsu tersebut merupakan pembentuk jasmani. Masing-masing anasir membawa sifat asalnya ( Ki Wahyu Pratista dalam Sunarto hal.32 ). Empat nafsu itu yang menjadi musuh manusia yang harus dikendalikan, atau dikalahkan.

  9. Paningset Cindhe Bara Binelah Numpang Wentis Kanan Kering, artinya ikat pinggang cindhe yang dikenakan R. Wrekudara melambangkan orang yang sudah menguasai keyakinan religi dengan tuntas.( CEMPALA Edisi November 1996 dalam Mirasa Basa Jawa hal.57 )

  10. Porong Nagaraja Mungwing Dhengkul. Maknanya Bima memegang kebenaran dan memantapkan ilmu diri terhadap kritik dan pendapat orang lain

Sudahkan busana kita mencerminkan identitas kita? Memang membutuhkan keberanian untuk tampil beda. Dalam konteks Bima, bukan hanya tampil bedanya yang utama, tetapi ada identitas yang menjadi kharakter Bima. Dengan demikian patut disayangkan jika kita akhirnya terhenti karena tidak punya kharakter dan identitas diri.

_____..::0::._____
Ditulis dari berbagai sumber

E-Wayang

Siswa SMAN 2 Woha Digembleng TNI

By on 18.41.00

Belakangan ini, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)  2 Woha selalu membuat kejutan pada  bidang akademis maupun kegiatan ekstakurikuler. Prestasi ditorehkan selama ini berangkat dari kedisiplinan  siswa setempat.
Berdasarkan pengalaman itu, menjelang perayaan HUT ke-71 Kemerdekaan RI tahun 2016, tiga regu tim gerak jalan SMAN 2 Woha digembleng oleh anggota TNI dari Koramil Woha.
“Tiga regu tim gerak jalan SMAN 2 Woha digembleng oleh TNI dari Koramil Woha untuk melatih Peraturan Baris-Berbaris (PBB) menjelang kegiatan gerak jalan indah 17 Agustus 2016,” ujar  Pembina Tata-Upacara Bendera dan Paskibra SMAN 2 Woha, Yasin, SPd, Rabu (10/8/2016).
Katanya, tim gerak jalan SMAN 2 Woha dilatih anggotan TNI Koramil Woha sejak  10 hari sebelum lomba,  tujuan agar  lebih disiplin dan mantap. Latihan PBB di sekolah setempat sudah berlangsung tiga tahun silam dan  melibatkan anggota TNI.
“Setiap tahun kita surati ke Komaril, agar dapat membantu kami dalam hal melatih regu supaya bisa disiplin tatacara pelaksanaan,”  jelasnya.
Setiap tim regu gerak jalan dilatih TNI   lebih bagus tentang PBB dan gerakannya lebih mantap. “Karena disiplin dan tertib, tim  putra mendapat juara pertama,  tim putri  mendapat juara kedua lomba gerak jalan tahun 2015 lalu. Jara ini berhasil diraih sejak dilatih TNI dari Koramil woha,”  akuinya.
Menurutnya,  mengundang anggota TNI  bukan hanya tujuan mendapatkan juara saat lomba apa saja, namun hal terpenting adalah kedisiplinan siswa  dalam pertunjukan. “Urusan prestasi nanti, yang terutama bagaimana kita menata agar terlihat disiplin. Kalau semuanya bisa dilakukan pasti juara akan diperoleh siswa,”  katanya.  (BK34)

Makanan, dan Ciri khas Kota Bima

By on 18.39.00

Atraksi Gantao

Budaya, Makanan, dan Ciri khas Kota Bima



Bima memang unik dengan beragam tarian tradisional baik yang lahir dari Istana maupun di luar Istana. Pada masa lalu, terutama pada zaman ke-emasan. Kesultanan Bima, Seni tari  dan atraksi seni budaya tradisioanl merupakan salah satu cabang seni yang sangat populer. Pengembangan seni tari mendapat perhatian dari pemerintah kesultanan. Kala itu, Istana Bima (Asi Mbojo) tidak hanya  berfungsi sebagai pusat Pemerintahan namun Asi juga merupakan pusat pengembangan seni dan budaya tradisional. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (Sultan Bima yang kedua) yang memerintahkan antara tahun 1640-1682 M, seni budaya tradisional berkembang cukup  pesat. Hingga saat ini seiring berjalannya waktu, beberapa seni tari dan atraksi seni budaya tradisional itu masih tetap eksis. Beberapa tarian yang masih dapat di nikmati antar lain;
a.      Atraksi Gantao



Atraksi Gantao

Jenis tarian ini berasal dari Sulawesi Selatan dengan nama asli Kuntao. Namun di Bima diberi nama Gantao. Atraksi seni yang mirip pencak silat ini berkembang pesat sejak abad ke-16 Masehi. Karena pada saat itu hubungan antara kesultanan Bima dengan Gowa dan Makasar sangat erat. Atraksi ini dapat dikategorikan dalam seni Bela diri (silat), dan dalam setiap gerakan  selalu mengikuti aturan musik tradisional Bima (Gendang, Gong, Tawa-tawa dan Sarone). Pada zaman dahulu setiap acara-acara di dalam lingkungan Istana Gantao selalu digelar dan menjadi ajang bertemunya para pendekar dari seluruh pelosok, hingga saat ini Gantao masih tetap lestari  detengah-tengah masyarakat Bima dan selalu digelar pada acara sunatan maupun perkawinan).
b.      Tari Wura Bongi Monca
Seni budaya tradisional Bima berkembang cukup pesat pada masa pemerintahan sultan Abdul Kahir Sirajuddin, sultan Bima ke-2 yang memerintah antara tahun 1640-1682 M.Tari Wura Bongi Monca Salah satunya adalah Tarian Selamat Datang atau dalam bahasa Bima dikenal dengan Tarian Wura Bongi Monca. Gongi Monca adalah beras kuning. Jadi tarian ini adalah Tarian menabur Beras Kuning kepada rombongan tamu yang datang berkunjung.
     Tarian ini biasanya digelar pada acara-acara penyabutan tamu baik secara formal maupun informal. Pada masa kesultanan tarian ini biasa digelar untuk menyambut tamu-tamu sultan. Tarian ini dimainkan oleh 4 sampai 6 remaja putri dalam alunan gerakan yang lemah lembut disertai senyuman sambil menabur beras kuning kearah tamu, Karena dalam falsafah masyarakat Bima tamu adalah raja dan dapat membawa rezeki bagi rakyat dan negeri.
c.       Tari Lenggo
Tari Lenggo ada dua jenis yaitu Tari Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo. Lenggo Melayu diciptakan oleh salah seorang mubalig dari Pagaruyung Sumatera Barat yang bernama Datuk Raja Lelo pada tahun 1070 H. Tarian ini memang khusus diciptakan untuk upacara Adat Hanta UA Pua dan dipertunjukkan pertama kali di Oi Ule (Pantai Ule sekarang) dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Lenggo Melayu juga dalam bahasa Bima disebut Lenggo Mone karena dibawakan oleh 4 orang remaja pria.
     Terinspirasi dari gerakan Lenggo Melayu, setahun kemudian tepatnya pada tahun 1071 H, Sultan Abdul Khair Sirajuddin menciptakan Lenggo Mbojo yang diperankan oleh 4 orang penari perempuan. Lenggo Mbojo juga disebut Lenggo Siwe. Nah, jadilah perpaduan Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo yang pada perkembangan selanjutnya dikenal dengan Lenggo UA PUA. Tarian Lenggo selalu dipertunjukkan pada saat Upacara Adat Hanta UA PUA terutama pada saat rombongan penghulu Melayu mamasuki pelataran Istana.
d.      Rawa Mbojo
Rawa Mbojo
Salah satu seni budaya Mbojo yang merupakan ajang hiburan masyarakat tempo dulu adalah Rawa Mbojo. Seni ini adalah salah satu media penyampaian pesan dan nasehat yang disuguhkan terutama pada malam hari saat-saat penen sambil memasukkan padi di lumbung. Senandung Rawa Mbojo yang di-iringi gesekan Biola berpadu dengan syair dan pantun yang penuh petuah adalah pelepasan lelah dan pembeli semangat kepada warga yang melakukan aktifitas di tiap-tiap rumah. Sebagai selingan, dihadirkan pula seorang pawang cerita yang membawakan dongeng-dongeng yang menarik dan penuh makna kehidupan.
Syair dan senandung Rawa Mbojo didominasi pantun khas Bima yang berisi nasehat dan petuah, kadang pula jenaka dan menggelitik. Ini adalah sebuah warisan budaya tutur yang tak ternilai unuk generasi. Dalam Rawa Mbojo terdapat beragam lirik yang dikenal dengan istilah Ntoro. Ada Ntoko Tambora, Ntoko Lopi Penge, dan Ntoko lainnya. Tiap Ntoko memiliki khas masing-masing. Misalnya Ntoko Tambora dilantunkan dalam syair dan irama yang mengambarkan kemegahan alam. Ntoko Lopi Penge mengambarkan suasana laut dan gelombang. Syair dan pantun yang dilantunkan pun dikemukakan secara spontan sesuai keadaan. Itulah kelebihan dari para pelantun Rawa Mbojo. Meskipun tidak bisa membaca dan menulis, namn mereka sangan pawai melantunkannya secara spontanitas.
e.      Hadrah Rebana
Hadrah Rebana
Jenis atraksi kesenian ini telah berkembang pesat sejak abad ke-16. Hadrah Rebana merupakan  jenis atraksi yang telah mendapat pengaruh ajaran islam. Syair lagu yang dinyanikan adalah lagu-lagu dalam bahasa Arab dan biasanya mengandung pesan-pesan rohani. Dengan berbekal 3 buah Rebana dan 6 sampai 12 penari, mereka mendendangkan lagu-lagu seperti Marhaban dan lain-lain. Hadrah Rebana biasa digelar pada acara WA’A CO’I (Antar Mahar), Sunatan maupun Khataman Alqur’an. Hingga saat ini Hadrah Rebana telah berkembang pesat sampai ke seluruh pelosok. Hal yang menggembirakan adalah Hadrah Rebana ini terus berkembang dan dikreasi oleh seniman di Bima. Dan banyak sekali karya-karya gerakan dan lagu-lagu yang mengiringi permainan Hadrah Rebana ini.
Semua atraksi kesenian dan tari-tarian ini oleh Pemerintah Kota Bima selalu di gelar pada setiap perayaan hari-hari besar daerah, propinsi dan nasional bahkan untuk menyambut para tamu-tamu pemerintahan, wisatawan dan kegiatan-kegiatan ceremonial lainnya yang terpusat di Paruga Nae (tempat khusus pagelaran seni budaya dengan arsitektur khas tradisional rumah adat Bima).
MAKANAN KHAS KOTA BIMA
Yang pertama adalah Kelompok Lauk Pauk (Uta), hmm Letak Bima yang secara geografis berada di pesisir pantai mempengaruhi selera makan orang Bima. Kebanyakan makanan Bima terdiri dari ikan dan hasil laut lainnya. Orang Bima bilang kalau belum makan pakai ikan rasanya gimana gitu ada yang kurang pokoknya seafood is the best lah.Dalam bahasa bima ikan disebut dengan “uta”.
Uta palumara (Ikan berkuah asam,manis, pedas, dengan tambahan aroma khas pataha (daun kemangi))#waahh ngebayangin aja udah ngiler nih
Uta londe puru (bandeng bakar) cita rasa bandengnya itu beda, rasa dagingnya manis, gurih karena langsung dari ombo (tambak air laut). Biasanya dulu waktu SMA sering jalan-jalan ke tambak “teman/ keluarga” untuk “panen” uta londe puru ,bayangin aja makan ikan sepuasnya langsung dari ‘tambak”nya di  tengah suasana pantai dengan semilir angin laut yang sepoi-sepoi, ditambah lagi nikmatnya es kelapa muda (srutt-srutt wuisshh syahduuuuu, udah gitu gratis lagi) heheh.



uta palumara
uta palumara
uta londe puru
uta londe puru
Uta Sepi tumis/Jame sepi, Yang satu ini juga makanan favorit orang bima, terbuat dari udang yang kecil-kecil yang ditumis dengan tomat,cabe, Asam muda dan daun kemangi. Rasanya???? (waah sulit diungkapkan, pokoknya kalau ada lauk ini siapkan nasi sebanyak-banyaknya, satu bakul juga kaya’nya habis hihihi) 



uta sepi tumi
uta sepi tumi
Uta poco,karamba, tumis(Tumis Cumi kering dan Ikan Asin) Waah ini Favorit temen-temen kos, kalau ada kiriman orang tua dari Bima, langsung dah pada request masakan ini.(Rezeki anak kos) hahaha sebenarnya masih banyak lagi masakannya ada mangge mada,karwiti, dsb. mungkin akan dijelaskan lain kali Walaupun orang Bima menggemari ikan laut, bukan berarti di Bima tidak mengenal makanan selain ikan. Daging Kambing adalah makanan favorit setelah ikan disusul Daging Rusa atau Menjangan, Daging Sapi, Kerbau dan Kelompok Unggas serta terakhir Daging Kuda.

Yang kedua adalah Kelompok Sayuran. Daun dan Buah Kelor adalah sayuran yang paling populer, di Bima. Banyak penelitian menunjukan bahwa daun kelor sangat bermanfa’at untuk kesehatan.. Dalam Bahasa Bima sayur disebut “utambeca”. Dalam Kuliner Bima memang tidak banyak dikenal sayuran yang ditumis, sayur itu selalu identik dengan makanan yang berkuah.
Uta Mbeca Maci ro’o parongge (sayur bening daun kelor), Sayur ini sangatlah simple, sayur bening  dari daun kelor, sayur ini sangat diminati oleh orang bima, untunglah dimakassar masih banyak yang menjual dau kelor jadi kalau timbul rasa “kangen” akan daun kelor maka secepat mungkin membelinya di pasar terdekat dan segera memasaknya.
uta mbeca wua parongge

Kelompok Pelengkap atau Sambal. Ini paling penting, kalau tak ada yang satu ini rasanya gag lengkap, di bima ada banyak sekali ragam jenis sambal, baik sambal mentah maupun matang. Enak atau tidaknya suatu santapan tergantung makanan pelengkap ini.
Sambal doco tomat (sambal tomat), teman-teman kost kadang bingung,  kok bisa ya makan yang semuanya serba mentah, tapi setelah di suruh “icip-icip” malahan mereka minta nambah lagi #Gubrakdoco toma
Sambal tota  fo’o (bingung nih bahasa indonesianya apa ya yang bagus??)#garuk-garuk kepala, yang jelas apapun makanannya minumnya teh botol S***o (asli iklan nih), yang satu ini dibuat dari irisan tipis mangga muda,lombok, tomat, daun kemangi, hmm rasanya Asam,asam pedas (Rame rasanya) ya udaah masih bingung sama rasanya?? *cobain aja deh sendiri.
Kelompok Penganan/Makanan Kecil. Jenis penganan Bima banyak dipengaruhi oleh citarasa melayu, manis bersantan, dan banyak juga kue kering diantaranya : Pangaha bunga (paling terkenal di Sila kananga, tempat tinggal ku*hehe) Bingka dolu, Kahangga, Tamu sinci, Mina sarua, Kadodo(dodol), dan masih banyak lagi.

Sumber

CIRI KHAS KOTA BIMA
Tenun Ikat Bima

Ke kota Bima, tak lengkap jika tak melihat langsung proses pembuatan Tenun. Ragam budaya yang memperlihatkan identitas kota Bima sebagai sebuah entitas yang unik dengan sejumlah kearifan lokalnya ini sangat terkenal bahkan sejak abad ke-15 silam. Kain tenun Mbojo merupakan kain tenun khas asal daerah Bima dan beberapa daerah di sekitar Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Duta Honda Roadventure pun tak ingin melewatkan yang satu ini. Mereka berkunjung ke salah satu tempat pembuatan tenun yang ada di kota Bima, tepatnya di Kelurahan Rabadompu.
Di tempat itu, para pejuang Sangihe-Sape-Sabang (SSS) ini melihat langsung pembuatan kerajinan tangan yang dilakukan oleh perempuan-perempuan Bima. Mereka begitu antusias.
Pembuatan sarung ini telah turun temurun sejak abad ke-15. Kerajinan ini dikenal dengan istilah Muna Ro Medi dalam bahasa Mbojo. Kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu sembari menunggu suami pulang bekerja. Mereka berkelompok, mengerjakan tenun sambil menjaga anak-anak. “Ya, sambil ngerumpi juga,” tutur Hafsah, 35, salah seorang pembuat sarung tenun di Rabadompu, Kota Bima.
Kain dan kerajinan tenun kota Bima sudah menjadi komoditas andalan dalam kegiatan perdagangan di nusangara. Beberapa hasil kreasi tenun yang paling populer adalah sarung (tembe), destar (sambolo) dan ikat pinggang (weri).
Catatan seorang Portugis, Tome Pires, yang datang ke kota Bima pada 1513 menyebutkan bahwa pedagang dari daerah Mbojo membawa barang dagangannya sampai Maluku dan Malaka. Di antara barang dagangan yang mereka jual adalah weri, tembe dan sambolo.
Meski tetap eksis, tapi kerajinan ini mulai menyusut. Hafsah bercerita kini tak banyak lagi perempuan yang bisa menenun seperti jaman ibu-bapaknya. Ini karena bahan baku, proses pembuatan, serta penjualannya yang sedikit sulit dan lambar.
Kegelisahan Maina dijawab oleh pemerintah setempat. Pemerintah kota Bima menginstruksikan para pegawai negeri sipil untuk mengenakan baju tenun ikat khas selama 4 hari kerja, Selasa-Jumat. Sementara baju Keki hanya digunakan pada hari Senin.
“Selama ini keluhan utama perajin adalah mahalnya bahan baku benang dan pemasaran. Kami mencoba menjawab soal pemasaran itu melalui keharusan mengenakan kain tenun ikat,” ungkap M Farid, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Bima, pada suatu ketika.
Kebijakan tersebut membuka peluang pasar bagi 1.500 perajin (178 kelompok) di kota itu. “Ya, sejak tahun lalu memang lebih bergairah menenun. Tenunannya pasti terjual, mengingat banyak permintaan, terutama PNS,” paparnya.
Ia menambahkan, selembar tenun ukuran lebar 60 sentimeter panjang 3 meter dijual Rp 350.000-Rp 500.000. Hafsah dan Suharmi mendapat untung rata-rata Rp 150.000.
Penasaran melihat motif yang berbeda, salah satu rider, Hambali pun menanyakan tentang makna dan motif yang sering dibuat oleh Hafsah. Hafsah menceritakan, ragam motif tenunan Bima hanya menampilkan satu dari sekitar sembilan ragam motif hiasan dalam satu lembar sarung atau pakaian. “Misalnya kalau hiasan bunga Satako (bunga sekuntum) tidak dapat disertakan dengan Bunga Nenas (Bunga Aruna),” jelasnya.
Meski tak sebanyak motif seperti di Bali, sarung Tenun Bima tetap beragam. Beberapa ragam di tempat ini antara lain adalah Bunga Samobo (bunga Sekuntum), Bunga Satako (Bunga Setangkai), Bunga Aruna (Bunga Nenas), dan Bunga Kakando (Rebung).
“Bunga Samobo bermakna sebagai mahluk sosial manusia selain bermanfaat bagi dirinya, juga harus bermanfaat bagi orang lain, laksana sekuntum bunga yang memberikan aroma harum bagi lingkungannya,” paparnya.
Sementara Bunga Satako sebagai simbol kehidupan keluarga yang mampu mewujudkan kebahagiaan bagi anggota keluarga dan masyarakat. Bagaikan setangkai bunga yang selalu menebar keharuman bagi lingkungannya.Bunga Nenas terdiri dari 99 sisik (helai) merupakan simbol dari 99 sifat utama Allah yang wajib dipedomani dan diteladani oleh manusia dalam menjalankan kehidupan agar terwujud kehidupan bahagia dunia dan akhirat. “Kalau
Bunga Kakando mengandung makna hidup yang penuh dinamika yang mesti jalani dengan penuh semangat.”
Disamping mengenal motif bunga, tenunan Bima juga mengenal motif geometri seperti Gari(garis), Nggusu Tolu atau Pado Tolu( Segitiga), Nggusu Upa (Segi empat, Pado Waji (Jajaran Genjang), serta Nggusu Waru ( Segi Delapan ). Motif Gari(Garis) mengandung makna bahwa manusia harus bersikap jujur dan tegas dalam melaksanakan tugas, seperti lurusnya garis.
“Wah, banyak sekali kalau dijelaskan satu-satu,” komentarnya. “Nggusu Tolu (Segitiga) berbentuk kerucut mengandung makna bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan Allah yang disimbolkan dalam puncak kerucut yang lancip.”
Nggusu Upa atau segi empat merupakan simbol kebersamaan dengan tetangga dan kerabat. Motif Pado Waji hampir sama maknanya dengan Nggusu Tolu, tetapi selain mangakui kekuasaan Allah juga harus mengakui kekuasaan pemimpin yang dilukiskan dengan dua sudut tumpul bagian kiri kanannya. Sedangkan Nggusu Waru, idealnya seorang pemimpin harus memenuhi delapan persyaratan yaitu :Beriman Dan Bertaqwa, Na Mboto Ilmu Ro Bae Ade (Memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas), Loa Ra Tingi (Cerdas Dan Terampil), Taho Nggahi Ra Eli (Bertutur kata yang halus dan sopan), Taho Ruku Ro Rawi (Bertingkah Laku Yang Sopan), Londo Ro Dou (Berasal Dari Keturunan Yang Baik), Hidi Ro Tahona (Sehat Jasmani Dan rohani), Mori Ra Woko (Mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari).
Unsur warna dalam seni rupa Bima terdiri dari dana kala (warna merah), dana monca (warna kuning), Dana Owa (Warna Biru), Dana Jao (Warna Hijau), Dana Keta (Warna Ungu), Dana Bako (warna merah jambu), Dana Me’e (Warna Hitam) dan Dana Lanta (Warna Putih). “Setiap warna memiliki makna,” tuturnya.

Informasi Penerimaan CPNS PEMKAB Kabupaten Bima 2016

By on 17.59.00
Lowongan Pendaftaran Formasi UPDATE info CPNS 2016 : Menurut informasi terbaru, sehubungan dengan Moratorium CPNS, Maka Penerimaan CPNS 2016 kemungkinan hanya untuk CPNS PUSAT saja dan Daerah dengan belanja Pegawai dibawah 30% dari APBDnya.

Kita tunggu saja perkembangannya. Informasi resmi penerimaan CPNS 2016 akan diinfokan pertama kali melalui situs http://www.menpan.go.id/ Info CPNS 2016 Kab. Bima: Informasi mengenai Jadwal Penerimaan Cara Pendaftaran Lowongan Pengadaan Rekrutmen dan Formasi CPNS Kabupaten Bima 2016 secara Online. http://pendaftaran-cpns.blogspot.com/ Inilah Info Penerimaan Pendaftaran dan Formasi CPNS Kabupaten Bima tahun 2016. Info Kabupaten (Kab) Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Indonesia Kabupaten Bima merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Indonesia. Ibu kotanya ialah Woha. Kabupaten Bima berdiri pada tanggal 5 Juli 1640 M, ketika Sultan Abdul Kahir dinobatkan sebagai Sultan Bima I yang menjalankan Pemerintahan berdasarkan Syariat Islam. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Bima yang diperingati setiap tahun. Bukti-bukti sejarah kepurbakalaan yang ditemukan di Kabupaten Bima seperti Wadu Pa’a, Wadu Nocu, Wadu Tunti (batu bertulis) di dusun Padende Kecamatan Donggo menunjukkan bahwa daerah ini sudah lama dihuni manusia. logo lambang cpns kab Kabupaten Bima Dalam sejarah kebudayaan penduduk Indonesia terbagi atas bangsa Melayu Purba dan bangsa Melayu baru. Demikian pula halnya dengan penduduk yang mendiami Daerah Kabupaten Bima, mereka yang menyebut dirinya Dou Mbojo, Dou Donggo yang mendiami kawasan pesisir pantai. Disamping penduduk asli, juga terdapat penduduk pendatang yang berasal dari Sulawesi Selatan, Jawa, Madura, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Lowongan CPNS 2016 Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima Informasi CPNS Daerah (CPNSD) 2016. Lowongan CPNS 2016 Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima akan segera dibuka setelah pengumuman Pembukaan Lowongan penerimaan pendaftaran CPNS 2016 diumumkan oleh KEMEMPAN / BKN Pembukaan Lowongan CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima tahun 2016 ini bertujuan untuk mengisi beberapa kebutuhan tenaga PNS di Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima, baik karena pensiunnya beberapa tenaga PNS maupun karena masih dibutuhkannya penambahan tenaga PNS di Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima. Kepastian pembukaan Lowongan CPNS 2016 Kabupaten Bima bisa dilihat pada postingan : Daerah yang mendapat Formasi / Membuka Lowongan Penerimaan CPNS 2016. Semoga saja Kabupaten Bima tidak masuk dalam daftar daerah yang tidak mendapat formasi / tidak membuka Lowongan / tidak menerima CPNS 2016 Jadwal Penerimaan CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima 2016 Penerimaan CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima 2016 akan dibuka kemungkinan bersamaan (Serempak) dengan pembukaan Penerimaan Pendaftaran CPNS Nasional tahun 2016. Saat ini masih menunggu pengumuman resmi dari pemerintah pusat. Informasinya bisa dilihat di postingan : Jadwal Penerimaan Pendaftaran CPNS 2016. Pendaftaran Online CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima 2016 Pendaftaran CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima 2016 akan dilaksanakan secara online. Untuk melakukan pendaftaran CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima 2016, sebelumnya anda harus mempersiapkan beberapa berkas pendaftaran CPNS yang penting seperti scan ijazah dan transkrip nilai, scan ktp, scan Pas Foto dan alamat email. Informasi Pendaftaran dan Syarat Pendaftaran CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima 2016 dapat anda lihat di Kantor Bu Bima atau BKD Kabupaten Bima, bisa juga di situs resmi Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima atau pada Situs KEMENPAN : menpan.go.id. Informasi tersebut hanya akan tersedia setelah lowongan penerimaan CPNS 2016 Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima dibuka.Informasi ini juga bisa dilihat pada postingan : Informasi Penerimaan dan Syarat Pendaftaran CPNS Daerah 2016 Cara Pendaftaran CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima 2016: Pendaftaran CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima dan semua instansi penerima CPNS akan dilakukan secara online melalui website yang dibuat oleh BKN dan KEMEPAN yang diinformasikan saat pengumuman cpns DIUMUMKAN. Informasi Penerimaan, jadwal, syarat dan Cara Pendaftaran CPNS 2016 untuk Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima akan saya sampaikan pada postingan : Informasi Penerimaan, jadwal dan Cara Pendaftaran CPNSD (CPNS Daerah) 2016. Info Pengumuman Penerimaan Pendaftaran Formasi Lowongan CPNS 2016 Online Terbaru. Formasi CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima 2016 Jumlah usulan Formasi CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima 2016 disesuaikan dengan jumlah kebutuhan tenaga PNS di Lingkup Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima periode tahun 2016. Kepastian jumlah dan rincian Formasi CPNS 2016 untuk Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima akan ditetapkan oleh KEMENPAN dan BKN.; Informasi Rincian Formasi CPNS 2016 untuk Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima akan saya sampaikan pada postingan : Formasi CPNSD (CPNS Daerah) 2016 Pengadaan formasi cpns Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima bertujuan untuk mengisi kekosongan tenaga PNS karena pensiun, mengundurkan diri, dikeluarkan, meninggal dunia maupun untuk posisi yang tenaga PNSnya memang masih Kurang. Pelaksanaan Tes CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima Tahun 2016 Tes CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima tahun 2016 rencananya akan dilaksanakan serempak dengan pelaksanaan tes secara Nasional atau disesuaikan kemudian. Pada penerimaan CPNS 2016 ini, tes CPNS Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima akan dilakukan menggunakan metode Sistem Computer Assisted Test (CAT). Jadi persiapkan diri anda untuk tes CAT CPNS. Bagi anda yang ingin berlatih menjawab Soal CPNS dengan metode CAT, anda bisa mendapatkan software CAT dengan Mendaftar D1S1N1 Itulah Informasi terakhir tentang Penerimaan Pendaftaran CPNS 2016 Kabupaten (Kab./PEMKAB) Bima yang bisa saya sampaikan. Semoga info ini berguna untuk anda. Sambil menunggu CPNS 2016 ini, anda bisa memilih atau mencari Lowongan Kerja dan Penerimaan Pendaftaran lainnya di seluruh wilayah Indonesia yang sesuai dengan Minat dan Bidang anda masing masing. PERHATIAN : Jangan Percaya pada CALO CPNS, Jangan percaya pada orang yang mengaku bisa meluluskan anda jadi PNS, Jangan Percaya pada komentar yang mengatakan lulus karena Bantuan orang lain, walaupun orang BKN atau orang KEMENPAN, Sampai saat ini jadwal penerimaan CPNS 2016 belum Jelas dan Penerimaan CPNS dengan sistem CAT tidak bisa dimanipulasi, yang bisa lulus CPNS hanya yang memiliki nilai tertinggi pada saat tes. jadi sekali lagi, kami himbau jangan percaya pada Calo CPNS, Rujukan informasi resmi tentang penerimaan CPNS 2016 silahkan lihat di www.menpan.go.id

Berita Hobi Trabas? Yuk, Coba Jalur Ini

By on 17.57.00

Sejumlah Trabaser saat mencoba jalur Pundu Nence Kelurahan Lelamase.
Sejumlah Trabaser saat mencoba jalur Pundu Nence Kelurahan Lelamase.
Kota Bima, Bimakini.com.- Penyuka trabas di Bima, terus bertambah. Hobi ini merambah hingga kalangan  pejabat. Banyak jalur yang menjadi pilihan. Kini, warga Kelurahan Lelamase Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, menyiapkan jalur baru. Jalan setapak  menurun, sangat menguji adrenalin.
Jalur menuju puncak gunung Pundunence telah dibuka, khusus untuk jalur trabas. Suasana alam yang menunjang, akan memberikan suguhan sendiri bagi penyuka  hobi ini. Karang Taruna dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) tengah mengerjakan jalur itu. Sebelumnya jalur menuju Puncak Pundu Nence hanya berjalan kaki.
Lurah Lelamase, Zainul Arifin, mengatakan warga tengah mengerjakan jalur terabas dari perkampungan hingga kaki gunung Pundunence. Pembukaan jalur  itu menggunakan alat seadanya,  anggaran bersumber dari swadaya.
“Alhamdulillah warga sangat bersemangat membuka jalur tersebut,” katanya di kantor Pemkot Bima.
Wali Kota Bima, HM. Qurais H. Abidin, saat mencoba jalur Pundu Nence menggunakan trail.
Wali Kota Bima, HM. Qurais H. Abidin, saat mencoba jalur Pundu Nence menggunakan trail.
Menurutnya, warga bersemangat membuka jalur ini, karena memberikan nilai ekonomis. Sebab ke depan pengunjung yang ingin ke Pundunence menggunakan sepeda motor harus membayar retribusi. Untuk menarik retribusi, di depan jalur akan dibuatkan portal dan pos penjagaan.
Di pos ini, petugas akan memeriksa kelengkapan pengunjung yang masuk dan keluar. Mengantisipasi pengunjung liar. “Jalur ini tidak bebas untuk dilalui warga, hanya klub motor resmi yang boleh turun,” tegasnya.
Menurut dia, adanya jalur ini akan menarik lebih banyak wisatawan, karena warga yang tidak mampu berjalan lama bisa berkunjung menggunakan motor.
Semakin banyak wisatawan,  Pundunence akan semakin terkenal. Sebab banyak objek wisata di pegunungan ini yang belum terekspos.
Beberapa objek wisata di gunung ini, di antaranya  pemakaman kuno dan meriam. Ini merupakan bekas benteng pertahanan. Kemudian hutannya masih asri.
Di puncak gunung  ada  pemandangan indah wilayah Kota Bima dan Kabupaten Bima. Uniknya di puncak Pundunence ada bunga edelweis empat warna. “Edelweis di Pundunence ada yang wana putih seperti di Gunung Bromo, Kuning seperti di Gunung Kerinci, Coklat seperti di Pegunungan Sumatera dan Merah itu tidak pernah ditemukan di Indonesia,” katanya.
Beberapa waktu lalu, jalur yang dibuka oleh warga setempat, dicoba oleh Komunitas HMQ Adventure dan komunitas lainnya. Namun, karena pertimbangan jalur yang sempat sehingga tidak semua mencoba. Saat itu,  Wali Kota Bima menyerankan untuk diperlebar. Kini, jalur itu sudah dilebarkan dan menunggu penyuka trabas untuk mencobanya. (BK28)

Nikmatilah Sunset di Tempat Ini..

By on 17.55.00


Sunset di atas Pelabuhan Bima
Bimakini.com.-  Satu pekan beakangan ini, warga Kota Bima berduyun-duyun mendatangi bukit di Jatiwangi. Hal ini terjadi setelah Pemerintah Kota Bima mengaspal jalan yang menuju ke lokasi itu. Masyarakat memadati bukit ini karena dapat menyaksikan pemandangan yang cukup menarik. Jika berfdiri di ujung aspal tempat ini, Kota Bima dari timur ke barat terlihat dengan jelas.
”Pelabuhan Bima, Pulau kambing dan teluk terlihat dengan jelas. Demikian pula dengan wilayah Kota Bima ke arah timur. Kami sepekan ini biasa menghabiskan waktu di sini,” kata Salahudin, salah seorang aparat di Pemerintahan kelurahan Jatiwangi, kepada Bimakini.com.
Jika sebelumnya warga sudah terbiasa memadati buki Danataraha, kini sudah ada alternatif baru. ”Masyarakat yang berkunjung ke sini bisa sampai malam hari,” tambah Salahudin.

Sunset di atas Pelabuhan Bima
Menurut dia, hari Minggu pagi dan Sabtu malam, pengunjung jauh lebih banyak lagi. Jalanan menjadi padat dengan orang yang lalu lalang. Uniknya lagi, kata dia, sepanjang jalan ini juga sudah dipenuhi oleh orang yang  berjualan yang muncul sepekan belakangan ini. ”Bapak lihat sendiri kan? Sepanjang jalan dari bawah hingga di puncak bukit ini sudah dipenuhi para penjual. dan ini sampai malam pukul 24.00 Wita,” ujarnya.
Akses jalan menuju  di bukit itu, sudah diaspal sejak dua pekan lalu. Kendati belum sampai ke lokasi Rade Wura, sebuah lokasi wisata rakyat yang biasa mereka kunjungi, tetapi sudah sangat memudahkan akses masyarakat yang menggarap lahan di atas bukit Jatiwangi. ”Yang diaspal kurang lebih satu kilometer di tanjakan ini. Kita berharap tahun depan bisa dilanjutkan lagi sampai ke atas bukit itu,” kata seorang warga sambil menunjuk lokasi lahannya.
Lapak penjual di bukit Jatiwangi.
Lapak penjual di bukit Jatiwangi.
Lahan di perbukitan Jatiwangi selama ini cukup produktif. Cuma karena air tergantung pada hujan yang turun atau tadah hujan, maka warga hanya bisa menanam pada saat musim hujan. ”Warga di sini biasa menanam jagung, kacang, kedelai, maupun singkong,” ujar warga lainnya.
Mereka sangat berharap pengaspalan jalan tersebut bisa dilanjutkan hingga dua atau tiga kilo meter lagi supaya warga bisa mengangkut hasil panennya dengan biaya murah. Informasi yang diserap Bimakini.com, lokasi ini sangat strategis bahkan bisa dikembangkan untuk pembangunan pariwisata alam. Tinggal dukungan pemerintah seperti tersedianya listrik, pasti akan merangsang investasi. ”Bagus untuk wisata alam, flying fox  sangat cocok dibangun di sini,” kata Muzakir, S.Ag, Pemred Garda Asakota yang juga sedang mengunjungi tempat tersebut bersama keluarganya. (BK01)
WhatsApp Image 2016-08-26 at 19.02.45 WhatsApp Image 2016-08-26 at 19.02.37
Akses jalan yang sudah mulus diaspal oleh Pemkot Bima.
Akses jalan yang sudah mulus diaspal oleh Pemkot Bima.

Inilah Album Festival Sangiang Tahun 2016

By on 17.29.00
  •  
222
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  Foto-foto: Istimewa dari CucuSandaka OmpuSinta WaiSinta, Sandaka Wera, Ayang Syaifullah
atas rekomendasi Ayang Syaifullah.
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10
  • 11
  • 12
  • 14
  • 15
  • 16
  • 18
  • 19
  • 20
  • 22
  • 33
  • 44
  • 55
  • 111
  • 222
  • 444
  • 1111
  • 1112
  • afaa
  • ayang
  • ayang2
Kegiatan Festival Sangiang cukup sukses. Kegiatan yang dimotori oleh Ayang Syaifullah dan masyarakat Sangiang ini diharapkan akan menjadi agenda tetap tahunan, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mau berkunjung ke Sangiang yang eksotik itu. (Foto-foto CucuSandaka OmpuSinta WaiSinta, Sandaka Wera, Ayang Syaifullah atas rekomendasi Ayang Syaifullah).

Foto-foto: Istimewa dari CucuSandaka OmpuSinta WaiSinta, Sandaka Wera, Ayang Syaifullah atas rekomendasi Ayang Syaifullah.
Foto-foto: Istimewa dari CucuSandaka OmpuSinta WaiSinta, Sandaka Wera, Ayang Syaifullah
atas rekomendasi Ayang Syaifullah.
5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 16 18 19 20 22 33 44 55 111  444 1111 1112  ayang ayang2